Samarinda, Dianalisis.com – Tangis haru pecah di tepi Sungai Mahakam saat jasad kecil Nabila Safitri (9) akhirnya ditemukan. Setelah dua hari pencarian tak kenal lelah, Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi korban terakhir tragedi tenggelamnya ibu dan anak di kawasan Samarinda Ilir, Kalimantan Timur.
Nabila ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis sore, pukul 16.02 WITA. Lokasinya tak jauh dari tempat kejadian awal—sekitar 30 meter ke arah hilir. Proses evakuasi berjalan cepat dan penuh keheningan.
“Tim bekerja sejak pagi, menyisir alur sungai sejauh dua kilometer. Alhamdulillah korban ditemukan sore ini,” ungkap Mardi Sianturi, Koordinator Pos SAR Samarinda.
Upaya pencarian dilakukan dengan beragam metode: penyisiran air, pengawasan udara melalui drone thermal, hingga penyelaman manual di titik-titik rawan. Dua unit Search and Rescue Unit (SRU) diterjunkan menyusuri sungai yang dikenal memiliki arus bawah yang kuat.
Tragedi ini bermula pada Rabu siang (30/7), ketika Sri Wahyuni (33) dan putrinya, Nabila, sedang mencuci pakaian di tepian sungai. Saat Nabila terpeleset, sang ibu refleks meloncat menolong—sayangnya keduanya justru terseret arus. Jenazah Sri Wahyuni berhasil ditemukan lebih dahulu oleh sang suami dan warga sekitar tak lama setelah kejadian.
Pencarian tak berjalan mudah. Arus deras, panas terik, keberadaan binatang liar, hingga tumpukan kayu di permukaan sungai jadi tantangan tersendiri. Namun semua hambatan itu dilalui dengan semangat kemanusiaan dan koordinasi yang solid.
“Dengan ditemukannya kedua korban, kami mengusulkan penutupan operasi SAR dan beralih ke fase siaga,” lanjut Mardi.
Ia juga menyampaikan penghargaan atas kerja sama seluruh unsur yang terlibat: Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat lokal.
“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak. Ini bukan sekadar operasi pencarian, tapi misi kemanusiaan yang mencerminkan kekuatan solidaritas,” tutupnya. (dot)